Bagaimana Perusahaan Kelas Dunia Mengatasi Krisis

Perushaan Tempat Kita Membangun Usaha Bisnis Baru
Krisis sesuatu yang tidak kita inginkan dimana terjadi penurunan dan kelambatan bahkan berhenti dari aktivitas ekonomi, namun kita haruslah mencari cara mengatasinya agar keadaan kembali menjadi normal dan bisa berjalan dengan kencang kembali

Di dunia ini banyak sekali tipe perusahan baik dari jenis, media, barang yang di produksi , lokasi dan sebagainya.Kita yakin mereka juga terkena dampak dari krisis tersebut karena terjadi secara global dan saling terkait dengan struktur yang lainya,di sinilah kita harus belajar dari mereka 

Sebetulnya ada banyak contoh kasus bagaiman perusahaan besar bisa mengatasinya, namun kita mengambil contoh dari tiga perusahaan yaitu : Kraft, Apple dan Hyundai , beginilah kisah mereka 


Kraft Foods Luncurkan Miracle Whip
Menurut artikel yang ditulis oleh Melanie Warner (2009), krisis bursa saham yang selanjutnya diikuti oleh peristiwa “Great Depression” yang dialami oleh Amerika Serikat pada 2009 lalu membuat banyak brand penjualannya menurun secara signifikan. Hal tersebut dirasakan juga oleh para pemain di kategori produk mayonnaise. Sempat mendapat desakan dari para petingginya agar Kraft Foods keluar dari pasar mayonnaise, sang founder sekaligus CEO JL Kraft justru memutuskan membuka ceruk pasar baru dengan meluncurkan brand “Miracle Whip,” yaitu produk perpaduan antara mayonnaise dengan salad dressing yang murah, sehingga dapat menjembatani demand dari dua jenis pasar, yakni pasar mayonnaise dan salad dressing.

Walaupun kondisi pasar sedang lesu, Kraft tidak ragu melaksanakan kampanye iklan yang menelan biaya hingga US$ 1 juta. Pada kampanye tersebut, Kraft menyediakan berbagai resep masakan mudah dan murah bagi para konsumen Miracle Whip. Hanya dalam waktu enam bulan sejak diperkenalkan, angka penjualan Miracle Whip mengalahkan semua brand salad dressing dan mayonnaise di negara tersebut.

Apple Malah Luncurkan iPod dan MacBook
Pada 2001 Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya peristiwa serangan 9/11 yang pada akhirnya membuat Amerika Serikat mencetak rekor utang terbesar sepanjang sejarah negaranya. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak kondusif tersebut, Apple justru meluncurkan produk iPod-nya.

Berselang beberapa tahun sejak peristiwa serangan 9/11, kondisi ekonomi di Amerika Serikat masih tidak menentu. Indeks Dow Jones menurun sebesar 22% dibandingkan sebelum serangan tersebut. Berbeda dengan banyak perusahaan yang memilih strategi untuk memangkas jumlah pegawai dan cost pasca-serangan tersebut, Apple justru memilih untuk menciptakan dan memasarkan produk-produk barunya yang berkualitas premium.“Kami percaya bahwa jika kami selalu menghadirkan produk-produk hebat ke hadapan konsumen, mereka akan terus membuka dompet mereka. Kami akan meluncurkan semakin banyak produk-produk baru,” ungkap Steve Jobs kepada Business Week pada 2003 silam. Strategi ini tidak hanya membantu Apple bertahan dalam menghadapi resesi ekonomi, namun juga mengantarkannya menjadi salah satu brand raksasa dunia.

P&G Genjot Marketing Brand Deterjen
Berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang memangkas budget marketing ketika Great Depression melanda Amerika Serikat pada dekade 1930-an, P&G justru menggenjot marketing produk sabun cuci (deterjen) merek Oxydol yang merupakan kebutuhan primer masyarakat. P&G mengevaluasi produk-produk yang dimilikinya, mencari mana yang tetap harus dibeli konsumen walaupun kondisi ekonomi rumah tangga mereka sedang kurang baik. Dari hasil evaluasi tersebut, P&G menemukan sabun merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sehingga ketika depresi ekonomi menyerang, P&G berfokus pada brand deterjennya.

Dengan tagline branding “mencuci 25% hingga 40% lebih cepat” serta promosi bahwa produknya dapat menghasilkan cucian yang 4 hingga 5 tingkat lebih putih dibanding sabun lainnya, Oxydol mampu memperkuat posisinya di pasar Amerika Serikat kala itu. Tidak hanya itu, P&G juga menggunakan strategi marketing melalui siaran radio yang pada masa itu merupakan sumber hiburan yang paling banyak diakses oleh ibu rumah tangga. Bahkan, pada 1933 Oxydol memiliki siaran opera sabun di radionya sendiri, yang bertajuk “Oxydol’s Own Ma Perkins”. Siaran opera sabun tersebut mengangkat cerita-cerita mengenai dillema yang dialami oleh para ibu rumah tangga serta berbagai saran-saran bermanfaat bagi mereka. Konten sangat relevan yang diangkat oleh Oxydol’s Own Ma Perkins ini membuat banyak sekali ibu rumah tangga setia mengikuti siarannya. Inilah yang pada akhirnya membantu P&G semakin memperkuat positioning Oxydol sebagai brand yang sangat sesuai dengan kebutuhan para ibu rumah tangga. (dikutip dari situs www.landor.com)

Hyundai Luncurkan Program Jaminan Pengembalian Mobil
Pada 2008 Amerika Serikat kembali mengalami resesi ekonomi. Pada saat itu, banyak konsumen yang menahan untuk membeli barang-barang yang bukan kebutuhan primer. Tentu saja, hal ini memukul telak industri mobil Amerika. Menurut artikel yang dilansir oleh situs http://articles.latimes.com, pada masa resesi tersebut, penjualan mobil menurun sebesar 25%.

Melihat bahwa banyak konsumen enggan mengeluarkan uang untuk sebuah mobil baru, Hyundai lalu hadir dengan program “Hyundai Assurance.” Program ini memberikan jaminan kepada konsumen bahwa mereka dapat mengembalikan mobil yang mereka beli dalam waktu satu tahun ke belakang jika mereka di-PHK, mengalami kecelakaan yang berakibat kecacatan, kehilangan SIM karena alasan-alasan medis, kebangkrutan bagi para wiraswasta, dan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan. Program ini sengaja dibuat oleh Hyundai untuk meyakinkan para konsumen agar mereka tidak perlu khawatir membeli mobil walaupun resesi sedang berlangsung.


Strategi tersebut sangat sukes. Menurut situs http://www.businesspundit.com, Pada Januari 2009, tingkat penjualan Hyundai meningkat sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Market share Hyundai juga naik 0,7% berkat program tersebut. artikel tersebut dari mix.co.id 

Kritis janganlah membuat kita terhenti dari membuat inovasi dan berbagai cara haruslah di lakukan antara lain : 

Penemuan Fakta (Fact Finding)
Penemuan fakta dilakukan untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat dalam masyarakat menunjang atu justru menghambat kegiatan organisasi, instansi, atau perusahaan. Dalam fase penemuan fakta ini, seorang Public Relations dituntut untuk mengumpulkan berbagai macam data untuk diolah menjadi informasi dengan memperhatikan berbagai kejadian yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaannya.
.
Perencanaan
Perencanaan atau planning merupakan bagian penting di dalam usaha memperoleh public opinion yang menguntungkan. Perencanaan ini merupakan bidang yang cukup penting, karena menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan dan organisasi ataupun perusahaan.Dalam tahap ini petugas Public Relations perlu sekali mengetahui tujuan-tujuan dan cita-cita organisasi atau perusahaannya serta harus mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai masalah sosial, politik, dan ekonomi dengan masalah manajemen, atau marketing apabila perusahaannya bergerak dalam bidang penjualan barang atau jasa.
.
Komunikasi (Communication)
Tahapan komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan. Bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dan apa yang dikomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan public relations. Kegiatan komunikasi perusahaan dapat berbentuk lisan, tertulis, visual, atau dengan menggunakan lambang-lambang tertentu.
.
Evaluasi (Evaluation) 
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka sesuatu organisasi atau perusahaan tentu ingin mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap public atau khalayak. Hal ini dilakukan melalui evaluasi.

Semoga dengan adanya krisis tidak membuat kita menjadi terhambat langkahnya dan inovasi baru haruslah di lakukan untuk mengembalikan kepada kejayaan perusahaan atau bisnis dari awal, usaha haruslah pantang menyerah dan tiap solusi harus di cari dan jalankan agar hasilnya maksimal


Comments