Bisnis haruslah dilakukan dimana saja dan dengan siapa saja dimana mereka haruslah mampu memberikan keuntungan bagi kita, keluarga salah satu sumber inspirasi dalam berbisnis dan ada aturan dalam membina hubungan kerja dengan mereka
Banyak cara untuk
membangun bisnis, termasuk bersama kerabat. Sudah banyak contoh bisnis sukses
yang dirintis dari hubungan intrapersonal. Sangat menyenangkan jika dari
hubungan pertemanan yang akrab tersebut, kemudian berlanjut memiliki ide bisnis
dan dijalankan bersama-sama lalu akhirnya menjadi besar dan sukses. Namun,
perlu diingat kadang kala bisnis yang dibangun bersama kerabat itu tidak selalu
mulus saat menjalaninya.
Ada beberapa hal yang membedakan hubungan bisnis antar
kerabat dengan yang lainnya, kedekatan
emosional membuat tata cara menjalin bisnis dengan kerabat tidak sama dengan
partner lain. Jangan sampai karena adanya faktor kedekatan emosional tersebut
menghambat bisnis yang dijalankan bersama. Begitu pun sebaliknya, jangan sampai
hubungan persahabatan yang sudah lama terjalin menjadi rusak karena masalah di
dalam bisnis.
Untuk menghindari hal tersebut, perlu diketahui oleh kedua
belah pihak etika-etika berbisnis dengan kerabat agar tidak timbul kesalahan
kebijakan yang merugikan relasi dan bisnis Anda.
Di bawah ini ada 5 etika berbisnis dengan kerabat, yaitu:
1. Memilih mitra
bisnis
Di awal memulai bisnis, tentukanlah mitra yang akan Anda
ajak berbisnis. Di antara sekian banyak kerabat yang Anda miliki tentu tidak
semuanya memiliki kecakapan menjalankan bisnis. Sebagian hanya ingin menjadi
“penggembira” di belakang usaha Anda sehingga Anda harus bisa membedakan
kerabat yang benar-benar memiliki kemampuan dengan yang tidak. Apa bila Anda
betul-betul serius ingin menjalin bisnis, pilihlah orang yang tidak hanya
pandai tetapi juga memiliki mentalitas kuat, mau berusaha, loyal, dan sanggup
menjaga kepercayaan Anda.
2. Membuat aturan
Relasi bisnis di manapun memerlukan aturan, baik tertulis,
maupun tidak tertulis, tak terkecuali dengan kerabat. Walaupun mungkin
aturannya tidak seketat ketika menjalin kerjasama dengan partner bisnis lain,
namun hal tersebut tetap memiliki pengaruh penting. Tidak dapat dipungkiri jika
manusia itu mudah berubah sifatnya, di masa mendatang kerabat Anda bisa saja
melakukan sejumlah pelanggaran yang merugikan Anda. Untuk mencegah hal
tersebut, maka diperlukan perjanjian yang bisa mengatur hal-hal seperti
pembagian hasil, prosentase modal, hak kepemilikan, inventaris usaha, dan
lain-lain. Bahkan jika perlu, buatlah perjanjian tertulis di atas materai agar
pengaruhnya lebih kuat.
3. Manajemen
konflik
Hal yang paling penting dari hubungan bisnis antar kerabat
adalah bagaimana melakukan manajemen
apabila terjadi konflik. Seringkali dalam perjalanan bisnisnya, owner berbeda
pendapat atau visi satu sama lain. Pada saat hal itu terjadi, hindari membawa
masalah pribadi antar personal ke dalam urusan bisnis, karena hal tersebut
pasti akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Jika memiliki
masalah pribadi, diskusikanlah secara baik-baik untuk mencari solusi dan
selesaikan masalah tersebut sebelum mengurusi bisnis. Jika belum menemukan
solusi yang tepat, maka buatlah kesepakatan bersama untuk tidak membawa masalah
tersebut ke dalam bisnis tersebut.
4. Pembagian
hasil
Penting untuk diperhatikan, banyak contoh bisnis kekerabatan
yang sudah dibangun lama menjadi bubar karena konflik kepentingan yang tidak
jelas, misalnya soal pembagian keuntungan. Biasanya salah satu pihak merasa
memiliki kontribusi yang lebih banyak di banding pihak yang lain. Oleh karena
itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya di poin nomor dua, buatlah
peraturan dan perjanjian yang jelas di awal memulai usaha. Tentukan berapa
persen bagian keuntungan yang menjadi milik Anda dan partner Anda berdasarkan perhitungan seperti
kepemilikan modal awal dan kontribusi kerja.
5. Komunikasi
yang efektif
Komunikasi bisnis harus dibuat seefektif mungkin. Hal ini
untuk mencegah salah kebijakan akibat pesan yang disampaikan tidak
diterjemahkan dengan tepat. Jika perlu, gunakanlah bahasa pergaulan atau
seperti yang biasa Anda gunakan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan kerabat.
Hindari penyampaian pesan yang berbelit-belit dan penggunaan istilah yang sulit
dimengerti. Sederhananya, komunikasi tersebut harus singkat, padat dan bisa
dimengerti oleh kedua pihak.
Comments